Drama korea memiliki tempat khusus dihati saya. Saya menonton drama korea sejak berusia belasan tahun hingga saat ini. Drama korea yang saya tonton pertama kali adalah boys before flower. Drama tersebut menceritakan tentang kehidupan anak sekolah. Cerita tentang anak-anak konglomerat. Siapa sangka, Geum Jan Di seorang anak dari pemilik usaha binatu sederhana bisa bersekolah di sana?
Semua berawal saat Geum Jan Di berhasil menyelamatkan seorang siswa yang akan melakukan bunuh diri. Dengan gagah berani, Geum Jan Di menyelamatkan siswa tersebut. Akhirnya, berkat perbuatan baiknya, ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di sana.
Tidak seperti drama sekolah kebanyakan yang melulu bercerita tentang cinta remaja, drama boys before flower berbeda. Drama tersebut benar-benar komplit. Geum Jan Di yang super berani dan pekerja keras, mampu mengubah hidup seorang anak konglomerat yang begitu sombong. Dari perjuangan Geum Ja Di kita menjadi tahu bahwa sikap pantang menyerah akan memberikan hasil yang manis.
Bagi saya, apa-apa yang ada di drama korea begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mungkin karena sama-sama Asia, ada banyak kesamaan antara Indonesia dan Korea. Dari drama, saya mengamati, Korea benar-benar memperhatikan tata krama. Bagaimana cara memanggil yang lebih tua dan lebih muda, bagaimana cara menghormati sesama, dan bagaimana cara menghargai orang lain. Sama seperti Indonesia, kan?
Yang membuat berbeda, Korea pandai mengambil kesempatan memperkenalkan negaranya melalui media yaitu, drama. Korea secara rinci memasukkan nilai-nilai kebaikan yang mereka anut ke dalam drama.
Misalnya saja tentang tata krama, hampir di semua drama, korea memasukkan adegan-adegan tentang kesopanan dan kesantunan. Meskipun ada pula adegan yang tidak patut dicontoh, tetapi, nilai kebaikan drama tersebut tidak bisa kita lupakan dan abaikan.
Bagaimana mereka memuliakan tamu, dalam drama, selalu ada scene dimana pemilik rumah menyiapkan makanan super lezat untuk tamu yang datang ke rumah. Bagaimana mereka menghormati orang tua, dalam drama, selalu ada scene seorang anak yang begitu santun berbicara dengan ibunya. Bagaimana mereka menyayangi sesama, selalu ada scene mereka saling tolong menolong dan berbagi makanan. Entah itu antar tentangga atau antar teman. Hebat ya?
Lalu, tentang makanan khas korea, adat istiadat, dan kebudayaan. Hampir di semua drama, Korea gencar memperkenalkan semua itu.
Siapa yang tidak tahu kimchi, japchae, kimbab, soju, sup rumput laut, bibimbap, ramyeon, tteokbokki, jajangmyeon, bulgogi, dan omurice? Meski tidak dengan sengaja menghafalnya, para penonton drama pasti mengenal beberapa makanan itu. Dalam drama, selalu memperlihatkan makanan-makanan tersebut dalam scene. Bahkan, beberapa drama juga menunjukkan bagaimana cara membuat kimchi dan kimbab. Hingga akhirnya, para penonton pun begitu kenal, akrab, dan ingin segera mencoba makanan itu juga. Korea berhasil mengenalkan negaranya pada dunia melalui drama.
Siapa yang tidak tahu Pulau Jeju, Pulau Nami, dan Namsan Tower? Banyak drama mengambil latar di sana. Dan masih banyak tempat lainnya. Sehingga membuat para penonton begitu kenal dengan beberapa tempat wisata di Korea. Akhirnya, penonton pun tertarik dan tergerak ingin segera berkunjung ke tempat wisata di Korea.
Selain hal-hal di atas, para penonton drama korea menjadi tahu dan mengenal cara Korea mengurus seseorang yang telah meninggal, bagaimana cara menguburnya, bagaimana cara memperingati hari kematiannya, dan masih banyak adat istiadat lain yang dikenalkan melalui drama. Korea juga memperkenalkan cerita rakyat dan sejarah melalui drama. Penonton pun menjadi tahu bagaimana pakaian tradisional dan cerita sejarah Korea. Dengan cara yang menyenangkan, Korea berhasil menyuguhkan drama yang bagus sekaligus memperkenalkan negaranya kepada dunia.
Yang membuat drama korea bertambah spesial, Korea juga begitu niat membuat drama tentang profesi. Dari drama tersebut, penonton menjadi tahu dan mengenal banyak profesi. Beberapa drama yang sudah saya tonton dan bertambah pula pengetahuan saya tentang profesi yaitu, Pinocchio (Profesi jurnalis), Dr. Kim (Profesi dokter bedah), The Producer (Profesi produser), W (Profesi komikus), It’s Okay That’s Love (Profesi psikiater), Voice (Profesi Voice Profiling), A Poem A Day (Profesi Fisioterapi), I hear Your Voice (Profesi Pengacara), A Good Doctor (Profesi dokter anak), Secret Forest (Profesi Jaksa), dan masih banyak yang lainnya.
Saya merasa beruntung dan senang sekali memiliki kesempatan menonton drama-drama tentang profesi tersebut. Dan menjadi semakin sadar bahwa setiap profesi memiliki tantangan tersendiri. Tidak ada profesi yang mudah dan sepele. Semua profesi baik dan memberikan kebermanfaatan.
Drama korea bergenre keluarga juga menjadi favorit saya. Hubungan keluarga terjalin super manis dan hangat. Dalam drama ditunjukkan bagaimana seharusnya seorang kakak bersikap, bagaimana seorang adik berlaku, bagaimana cara orang tua mendidik anak, bagaimana seorang anak menghormati orang tua, dan bagaimana cara saling jujur dengan perasaan. Semua itu ditunjukkan secara lengkap dan jelas dalam setiap drama korea keluarga. Saya merekomendasikan teman-teman menonton drama My Golden Life, My Father is Strange, dan Reply 1988 π
Terlepas drama korea hanya cerita fiktif belaka atau bukan, poin pentingnya adalah saya melihat Korea berusaha membangun negaranya dengan baik. Salah satu usahanya adalah membuat drama yang mengandung nilai-nilai baik. Sehingga menjadi konsumsi publik yang begitu sarat makna dan manfaat. Bahkan, manfaatnya pun dapat dirasakan oleh rakyat negara lain, seperti saya ini.
Saya mendapat banyak manfaat dari drama korea. Jika kita mau mencari, sebenarnya ada banyak sekali drama korea yang baik untuk pembelajaran. Drama terbaru yang sarat makna dan bagus ditonton awal tahun ini, saya rekomendasikan Drama Sky Castle! Drama tersebut memberikan gambaran bagaimana orang tua memandang pendidikan selama ini. Rasa sedih dan rasa tertekan yang anak-anak rasakan dalam drama itu, ternyata saya pun dulu pernah merasakannya saat masih bersekolah. Betapa banyak fenomena orang tua yang hanya mementingkan nilai dibandingkan kebahagiaan anaknya. Tonton deh, Insya Allah kita jadi lebih bijak memandang pendidikan.
Menyadari keberhasilan Korea memperkenalkan negaranya melalui drama, membuat saya memikirkan Indonesia. Ada banyak kebudayaan dan nilai yang begitu indah dan beragam di negara kita ini. Namun, jarang sekali kita bangga pada Indonesia. Jarang sekali kita melihat keindahan itu dalam media.
Kita kurang bangga dan kurang cinta bukan karena Indonesia memiliki banyak kekurangan. Menurut saya, kitalah yang kurang mengenal negara ini. Mulai hari ini, Semoga kita bisa lebih menghargai dan mencintai apapun yang Negara Indonesia miliki. Ada banyak hal berharga pada negara kita. Yuk kita bebenah diri, ada banyak hal di Indonesia bisa dieksplor lagi πͺπͺ
Saya juga adalah pecinta drama korea. Tulisan ini seperti mewakili jawaban hati saya kalau disosor dengan pertanyaan, “Mengapa suka drama korea?”.
Saya bahkan berpikir, sepertinya saya dibesarkan oleh drama-drama korea ini hahahaha. Memang, nampak terlalu berlebihan, tapi luar biasa bagi saya.
Terima kasih sudah menulis dan membagikan mengenai tulisan ini, saya jadi bernostalgia lagi.
Kalau saya, drama korea pertama yang saya tonton adalah Winter Sonata. Drama klasik ini mengawali perjalanan gila-gilaan saya dengan sederet drama korea lainnya.
LikeLiked by 2 people
Haaaai, Mbak Frani.
Senangnya nemu teman yang juga cinta sama drama korea ππ
Beberapa orang memang bingung sama orang macam kita mbak, kenapa betah bener nonton drama yang episodenya paling sedikit 16 wkwk semoga sedikit tulisan ini bisa menjawab rasa penasaran mereka ya mbaaaak hehe
Setuju banget! Nggak berlebihan kok mbak, selain didikan orang tua dan pengalaman hidup, saya rasa drama korea juga turut andil mendewasakan saya hahaha drama-dramanya bikin kita mikir keras ya, mbak
Saya belum pernah nonton drama itu. Sedih dan seru banget ya, mbak? Sepertinya drama itu memang bagus. Sampai-sampai dibikin patungnya gitu kan mbak π
LikeLiked by 1 person
Aaaa…Teriak kegirangannnn.
Emang ya, kalau sudah ketemu sama orang yang satu kegemaran, langsung gimana bgitu rasanya.
Wah, Mbak harus coba nonton deh. Itu drama klasik banget, dan sedih banget pula. Mellow gimana gitu.
Ia, drama-nya terkenal banget waktu awal-awal kemunculannya, sampai dibuat patung untuk mengenang tokohnya. Drama ini juga bagus karena langsung menaikkan nilai pariwisata ke pulau jeju atau nami (lupa juga tepatnya). Keren pokoknya.
LikeLiked by 1 person
Kalau ketemu sama orang yang satu kegemaran itu, bikin kita ingin menari dan bersorak sorai mbak wkwk ππ
Oh gitu, kayaknya drama Winter Sonata memberikan makna begitu dalam bagi penonton ya, mbak. Dan aku jadi semakin penasaran krn Mbak Frani deskripsiinnya lengkap banget hihi semoga masih ada website yang menyimpan drama itu π
LikeLiked by 1 person
Yeeee…Senangnya…
Ada mbak, ada website yang menyimpan drama itu. Klasik tapi masih berkesan. Rasanya, beberapa waktu yang lalu LINE juga ada memutar drama ini.
Di tunggu cerita tentang Drama korea lainnya yaaa…
LikeLiked by 1 person
Websitenya apa mbak? Adik saya sering kesulitan cari drama lama di indowebster, Mbak Frani.
Oh di line ada ya, tapi saya sudah lama uninstall line mbak. Jadi, kurang update tentang line deh π
LikeLiked by 1 person
Mbak, Klik ini.
https://drakorstation.com/winter-sonata-sub-indo/
Banyak stok drama korea disana. Free dan teks Indo.
Good luck ya!
LikeLiked by 1 person
Wah, terima kasih banyak, Mbak Frani ππ
LikeLike
Selamat menikmatinya Mbak…ππ
LikeLiked by 1 person
Siap, Mbak Frani ππ
LikeLiked by 1 person
Namanya aja Suka, semua hal terlihat indah dan positif ya, Mbak Shinta. π
LikeLiked by 2 people
Duh, aku jadi pingin ketawa baca komen Mas Seta haha
Mari kita simpulkan mas, yuk kita sukai hal-hal yang tidak kita sukai (?) Supaya semua hal terlihat indah dan positif wkwk
LikeLike
Eh bisa juga bercanda ya? Kirain selalu serius.
Kalau semua hal disukai, maka akan lupa rasa benciπ
LikeLiked by 1 person
Hahaha, bisalah mas. Kalo nggak bisa, nanti ngalahin kanebo kering π
Kucatat! Rasa suka akan melupakan rasa benci ππ
LikeLike
Kaku dan mudah patah ya Mbak. Ha ha.
LikeLiked by 1 person
Nah itu. Semoga kita nggak kaku dan mudah patah, ya Mas ππ
LikeLike
tapi kan ayahnya Mbak Shinta tegas dan disiplin. Pasti menurun ke putrinya
Eh eh..kok ini gak ada hubungannya dengan postinganππ
LikeLike
Wkwkwk inget aja Mas Seta. Tegas dan disiplin nggak apa-apa, asal jangan sampai kayak kanebo kering aja mas *tetep, ujung-ujungnya kanebo kering π
LikeLike
Wkwk aku sukaaa nonton drakor mba shintaa xD
Selain romancenya banyak jg yg bisa diambil dr sanaa, akunsering nonton yg latarnya kehidupan sehari2 bagus2 :”)
Iyaa dulu film indo banyak padahal yg syarat makna dan pesan, bagus dgn ciri khas indonya yg kental. Entah knp skrg cenderung kebawa arus/malah duplikasi film2 dr luaar, jd ya ilang nilai indonesianyaa :”)
Sayang, tp itu dilemanya ketika industri lebih ngejar profit ketimbang tujuannya yg lain, mengenalkan indonesia misalnyaa :”)
LikeLiked by 2 people
Halooo, partner drakorku π terakhir kali nonton drama apa Mas Toro? Wkwk
Romancenya emang manis banget yaaaa. Sama mas, aku juga suka. Drama yang latarnya kehidupan sehari-hari seringkali bikin kita sadar ternyata banyak hal sederhana bisa bikin bahagia. Kitanya aja yang sering lupa dan kurang bersyukur, ya mas :’)
Iya bener, kita itu kaya semakin lupa identitas Indonesia. Terlalu jauh ke bawa arus dan duplikasi, terus lupa kenalan dan inget-inget kebudayaan Indonesia.
Pernah nonton Aruna dan Lidahnya, Mas Toro? Menurutku, film-film kaya gitu sebaiknya diperbanyak. Di film itu, di kenalin macam-macam makanan khas Indonesia gitu, Mas Toro. Membantu bgt untuk orang kayak aku yang minim ilmu ttg itu π
LikeLiked by 1 person
wkwkw aku terakhir nonton alhambraa tp belom selse wkwk baru 4-5 epsan wkwk
Huaaaa arunaaaa gak jadi nonton akuu ituu huhu, kelewaaat, padahal udah ku nanti2 wkwk, aku sukaa jugaa sama aruna dan lidahnyaaa :3
LikeLiked by 1 person
Semangat ya nonton Alhambra, mas? Mentang-mentang anak game π aku baru nonton dua episode dan belum lanjutin lagi
Menanti filmnya atau Dian Sastronya, mas? Wkwk Dian Sastronya seperti biasa, dia selalu cantiiik. Filmnya juga bikin kita kenal Kalimantan ya mas π Oiya, Mas Toro masih di Kalimantan kah?
LikeLike
Suka, tapi bisa dihitung dg jari beberapa drakor yg pernah saya tonton
Kalau profesi penulis, berjudul Chicago Typewriter, sudah nonton Kak Shinta?
LikeLiked by 2 people
Hai, Mbak Ai π
Oh gitu, paling suka drama bergenre apa Mbak Ai?
Sudah, mbak. Tadi mau nulis drama itu, tapi aku lupa judulnya π Terima kasih, sudah diingatkan mbak hihi Nonton sampai habis kah? Berkat drama itu, aku jadi tahu istilah ghost writer, Mbak Ai. Ternyata ada ya job kaya gitu,
LikeLiked by 1 person
Hai, Kak π
Saya suka, tapi jarang nonton, krn waktu luang saya masih ke baca buku π jd belum memutuskan suka genre apa π
Meskipun bukan pakar drakor, tapi byk hal yg dituliskan dlm artikel ini, saya pun mengangguk tanda setuju. Kerennya lagi rata-rata hanya belasan episode udah selesai.
Sama-sama Kak.
Iya, nonton sampai habis, beberapa kali pula π saking suka! Krn baru pertama kali nonton drama yg profesinya penulis.
Sama, Saya juga baru tau istilah dan job ghost writer, mungkin in real life ada cuma bukan dalam bentuk βghostβ sungguhan kayak dlm drama tsb π
Dan saya juga baru tahu, ternyata profesi penulis di negara mereka, bisa setenar artis π
LikeLiked by 1 person
Nggak apa-apa mbak kalo belum jadi pakar drakor. Yang penting Mbak Ai memahami mengapa beberapa orang senang drama korea hehe
Saya mau nanya ke pakar buku nih π
Mbak Ai paling senang baca buku itu kapan? Dan berapa lama? Punya jadwal khusus nggak? *nanyanya borong wkwk
Nggak apa-apa mbak. Mau nonton lebih dua kali juga boleeeeh. Adikku juga kayak gini nih, senengnya nonton film diulang-ulang saking senengnya. Iya sama saya juga baru tahu, entah beneran atau hanya fiksi, keren banget ya mbak penulis bisa setenar itu. Ngalahin artis kayaknya π
LikeLiked by 1 person
Iya, saya paham, kenapa banyak yang suka drakor ketimbang sinetron jaman sekarang. Karena secara tema cerita harus saya akui lebih menarik drakor.
Hahah, bukan pakar buku kok, Kak π
Sejak SD, kelas 1 Kak. Sudah lama Kak π Tidak ada jadwal khusus, selagi ada kesempatan baca aja, bahkan lagi naik angkot mau sekolah pun saat jaman SMA, saya tetap baca. Sesempatnya saja π
Wah, tos buat adiknya,
Iya, entah fiksi atau nyata, yg jelas takjub saja kalau penulis tenarnya bisa ngalahin artis π plus punya fans garis keras pula! Kalau di negara kita kayaknya ngefans sama artis-lah bisa sampai kayak gitu π
LikeLiked by 1 person
Setujuuuu. Aku seringkali dibikin takjub sama ide cerita dan pelajaran yang disampaikan dalam drakor Mbak Ai.
Wih, keren. Pantesan bacaannya banyak banget. Ternyata camilan sejak kecilnya buku π Mbak Ai masih kuliah atau sudah bekerja? Saat ini, lebih sering membaca pas kapan? Mau tidur kah?
Iya, fans garis kerasnya serem banget ya, mbak. Masa sampai mendendam dan mau nembak segala π¦ di negara kita ada nggak fans garis keras sama penulis buku mbak? Wkwk kalau di Indonesia, mungkin sebatas membeli karya dan datang ke bedah buku kali ya, Mbak Ai?
LikeLiked by 1 person
Iya, setuju Kak π
Mungkin hal ini yg membuat para pecinta drakor terus ada.
Sejak kapan suka drakor, Kak? π
Hahahha camilan, π iya sejak kecil
Sudah gak kuliah Kak, sudah kerja, saat ini lagi off dulu
Iya, mau tidur Kak , soalnya kalau seminggu gak baca buku ada yg kurang π
Iya, serem, tapi keren juga ya, kalau penulis punya fans sampai begitu π
Sepertinya enggak, di negara kita mah mau baca dan membeli karya saja sudah alhamdulillah, Kak π
Oh iya, bisa datang ke bedah buku, itu juga udah bagus
LikeLike
Sejak aku SMP, Mbak Ai wkwkwk
Iya memang waktu yang tepat membersamai buku itu sebelum tidur. Sama kalau lagi menunggu di tempat umum ya, Ai π
Keren banget, Mbak Ai. Seandainya ada, di Indonesia kurang terekspos melalui media tapi ya, Mbak Ai. Jadi, banyak orang yang tidak tahu.
Iya benar, sudah mau membeli karya dan membaca aja sudah Alhamdulillah bangettttt.
LikeLiked by 1 person
Salut banget Kak ππππ
Pantesan artikelnya bagus π
Kl saya ditanya suka apa tidak, jawabnya suka, tapi kalau disuruh menuliskan alasan secara logis dan realiatis, oh tidak sanggup! π
Iya Kak. Bahkan ini baru selesai baca 1 buku, habis reply ini mungkin tidur π
Masalahnya lbh banyak penikmat entertainment dibanding penikmat buku π
Iya Kak.
LikeLiked by 1 person
Hahaha aku istiqomah ya, nonton dramanya π Tapi, nggak tahu nanti kalau sudah berumah tangga, peran makin bertambah, sepertinya akan sulit meluangkan waktunya, Mbak Ai.
Iya lebih baik tidak sanggup aja, mbak. Nanti kalau mbak keasikan review drama, aku rindu review’an buku Mbak Ai π
Nah! Benar. Oleh karena itu, sosial media pun lebih banyak entertaiment dibanding bidang lain, ya Mbak :”’
LikeLiked by 1 person
Iya, keren Kak π
Tenang Kak, kan gak perlu bawa tv kemana-mana, sambil ngurus suami dan anak2 pasti bisalah pegang hp π dan bisa sambil nyuapin, bahkan sekali pun gosok, masak, kl perlu bawa hp dan nonton drakor π
Saya pun berfikir kl gak sempet pegang buku, saya bisa buka aplikasi iPusnas, ijakarta, atau baca lewat ebook. Masih bisa, Walaupun mungkin tidak intens, setidaknya punya waktu buat nyenengin diri sendiri, biar anak dan suami ketularan happy juga. Krn kl emaknya snewen pan kasian mereka π
Atau kalau perlu, titipin anak ke suami kalau lg gak sibuk (ini jalan terakhir) π
Yay, asiiik dirinduin juga review buku dari saya π
Itu dia, Kak! π
Sekarang tinggal kita bisa memilah saja mana yg perlu dan tidak saat bermedsos
LikeLike
Akuuuuu π
LikeLiked by 2 people
Haloooo, sesama penyuka drakor ππ
LikeLike
Baca post ini ku jd ingat sdh 2 tahun absen ngedrakor. Waaaa rindu euforia teriak2 dan ngeship castnya wkwkw
LikeLiked by 2 people
Semoga ada kesempatan nonton lagi mbaaak. Jadi bisa teriak dan ngeship castnya lagi deh πππ
LikeLike
Siap mbaaak, nanti kalau ada drama yang bagus dan berkesan aku tulis di sini ππ
LikeLike
Ternyata Mbak penggemar drama korea juga ya, hehe. Sejak nonton BBF juga ya? Saya juga π Saya dulu juga suka nonton drama, Mbak. Alasannya pun sama dengan yang Mbak sebutkan di atas. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari drama.
Di kampus, teman-teman menjuluki saya “bandar drama korea” karena punya banyak file drama Korea, dari yang lama sampai yang paling baru di harddisk. Mereka selalu minta drama ke saya wkwk.
Tapi sudah setahun ini saya nggak nonton dan update drama, Mbak. Saya udah tobat. Saya ngerasa nonton drama ini kurang berfaedah hehe. Meskipun nggak berdampak buruk secara langsung, saya merasa produktifitas saya berkurang gara-gara nonton drama, hehe. Setelah berhenti, sekarang saya bisa lebih produktif. Senang sekali sudah nggak kecanduan nonton drama lagi. Tapi kadang-kadang kangen jugaa π
Waduh, saya malah curhat wkkw. Namun, sebenarnya tergantung orangnya juga sih. Dia bisa ngontrol diri saat nonton drama atau enggak. Kalau saya, kayaknya susah deh.
Makasih, Mbak sudah sharing. Saya jadi nostalgia nih hehe.
LikeLiked by 1 person
Owalah, Kinan ternyata mantan ‘bandar drama korea’ ya ππ Dulu, saat masih mahasiswa, saya juga pernah jadi komplotan kamu, Kin wkwk tapi, sekarang udah nggak lagi. Saya nonton biasanya pas akhir pekan aja. Kalau hari biasa udah kecapean hehehe
Kamu keren banget tobatnya totalitas. Benar-benar nggak nonton drama korea lagi kah? Berbagi dong ke saya, setelah berhenti nonton drakor, kegiatan produktif apa yang Kinan berhasil lakuin? Tularin tobatnya ke saya hihi π
Sama-sama, Kinan. Yang baiknya, diambil, yang nggaknya, dibuang aja yaaaa ehehe
LikeLike
kalau ditanya dari umur berapa aku kurang tau seinget ku baru baru ini, tapi setelah di pikir pikir aku dari sd sudah nonton drakor xD, drakor yang pertama kali ku tonton itu “dong yi” kalau tidak salah haha, dari dulu aku suka kisah kisah tentang joseon. Dan yang paling aku suka “hanbok” nya, bagus banget rasanya pengen pake hahaha xD
LikeLiked by 2 people
Wah, sejak kecil sudah menonton drama korea ya :”’D kata orang-orang Dong Yi bagus. Betul ya mbak? Aku juga suka tentang Joseon dan hanboknya ehehe
Semoga bisa kesampaian menggunakan hanbok ya, Mbak π
LikeLike